Pengertian Kalor
Selasa, 17 Maret 2015
KALOR
Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki
oleh suatu zat. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh
suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka
kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika
suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit.
Dari hasil percobaan yang
sering dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda (zat)
bergantung pada 3 faktor, yaitu:
1.
massa zat
2.
jenis zat
(kalor jenis)
Sehingga secara matematis
dapat dirumuskan :
Q = m.c.(t2 –t1)
Dimana :
Q= adalah kalor yang
dibutuhkan (J)
m= adalah massa benda (kg)
c= adalah kalor jenis (J/kgC)
(t2-t1)
adalah perubahan suhu (C)
Kalor dapat dibagi menjadi 2
jenis
Kalor yang digunakan untuk
menaikkan suhu
Kalor yang digunakan untuk
mengubah wujud (kalor laten), persamaan yang digunakan dalam kalor laten ada
dua macam Q = m.U dan Q = m.L. Dengan U adalah kalor uap (J/kg) dan L adalah
kalor lebur (J/kg)
Dalam pembahasan kalor ada
dua kosep yang hampir sama tetapi berbeda yaitu kapasitas kalor (H) dan kalor
jenis (c)
Kapasitas kalor adalah
banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda sebesar 1 derajat
celcius.
H =Q/(t2-t1)
Kalor jenis adalah banyaknya
kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 1 derajat celcius.
Alat yang digunakan untuk menentukan besar kalor jenis adalah kalorimeter.
c =Q/m.(t2-t1 )
Bila kedua persamaan
tersebut dihubungkan maka terbentuk persamaan baru
H = m.c
Analisis grafik perubahan
wujud pada es yang dipanaskan sampai menjadi uap. Dalam grafik ini dapat
dilihat semua persamaan kalor digunakan.
Keterangan :
Pada Q1 es mendapat kalor
dan digunakan menaikkan suhu es, setelah suhu sampai pada 0 C kalor yang
diterima digunakan untuk melebur (Q2), setelah semua menjadi air barulah
terjadi kenaikan suhu air (Q3), setelah suhunya mencapai suhu 100 C maka kalor
yang diterima digunakan untuk berubah wujud menjadi uap (Q4), kemudian setelah
berubah menjadi uap semua maka akan kembali terjadi kenaikan suhu kembali (Q5)
Untuk mencoba kemampuan
silakan kerjakan latihan soal dengan cara klik disini.
Hubungan antara
kalor dengan energi listrik
Kalor merupakan bentuk
energi maka dapat berubah dari satu bentuk kebentuk yang lain. Berdasarkan
Hukum Kekekalan Energi maka energi listrik dapat berubah menjadi energi kalor
dan juga sebaliknya energi kalor dapat berubah menjadi energi listrik. Dalam
pembahasan ini hanya akan diulas tentang hubungan energi listrik dengan energi
kalor. Alat yang digunakan mengubah energi listrik menjadi energi kalor adalah
ketel listrik, pemanas listrik, dll.
Besarnya energi listrik yang
diubah atau diserap sama dengan besar kalor yang dihasilkan. Sehingga secara
matematis dapat dirumuskan.
W = Q
Untuk menghitung energi
listrik digunakan persamaan sebagai berikut :
W = P.t
Keterangan :
W= adalah energi listrik (J)
P= adalah daya
listrik (W)
t= adalah waktu yang
diperlukan (s)
Bila rumus kalor yang
digunakan adalah Q = m.c.(t2 – t1) maka diperoleh
persamaan ;
P.t = m.c.(t2
– t1)
Yang perlu diperhatikan
adalah rumus Q disini dapat berubah-ubah sesuai dengan soal.
Asas Black
Menurut asas Black apabila
ada dua benda yang suhunya berbeda kemudian disatukan atau dicampur maka akan
terjadi aliran kalor dari benda yang bersuhu tinggi menuju benda yang bersuhu
rendah. Aliran ini akan berhenti sampai terjadi keseimbangan termal (suhu kedua benda sama). Secara matematis dapat
dirumuskan :
Q lepas
= Q terima
Yang melepas kalor adalah
benda yang suhunya tinggi dan yang menerima kalor adalah benda yang bersuhu
rendah. Bila persamaan tersebut dijabarkan maka akan diperoleh :
Q lepas = Q terima
m1.c1.(t1
– ta) = m2.c2.(ta-t2)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar