Bila diperhatikan misalnya jumlah energi kalor api unggun kayu
yang ditumpukkan, semua ini .menyimpan sejumiah energi dalam yang ditandai
dengan kuantitas yang lazim disebut muatan kalor bahan. Apabila api dinyalakan,
energi terma yang tersimpan di dalam bahan tadi akan bertukar menjadi energi
kalor yang dapat kita rasakan. Energi kalor ini mengalir jika terdapat suatu
perbedaan suhu. Bila diperhatikan sebatang logam yang dicelupkan ke dalam suatu
tangki yang berisi air kalor. Karena suhu awal logam ialah T1 dan suhu air
ialah T2, dengan T2 >> T1, maka logam dikatakan lebih dingin daripada
air. Hal yang penting dalam sistem yang terdiri dari air dan logam ialah adanya
suatu perbedaan suhu yang nyata yaitu (T2- T1).
Kalor dapat diangkut dengan tiga macam cara yaitu
·
Pancaran, sering juga
dinamakan radiasi.
Pancaran (radiasi) iaiah perpindahan kalor melaiui gelombang
dari suatu zat ke zat yang lain. Semua benda memancarkan kalor. Keadaan ini
baru terbukti setelah suhu meningkat. Proses radiasi adalah fenomena permukaan.
Proses radiasi tidak terjadi pada bagian daiam bahan. Tetapi suatu bahan
apabila menerima sinar, maka banyak hai yang dapat terjadi. Apabila sejumlah
energi kalor menimpa suatu permukaan, sebahagian akan dipantulkan, sebahagian
akan diserap ke daiam bahan, dan sebagian akan menembusi bahan dan terus ke
luar. Untuk memahami proses radiasi dari satu permukaan kita perlu memahami
juga keadaan fisik permukaan bahan yang terlibat dengan proses radiasi yang
berlaku.
·
Hantaran, sering juga
disebut konduksi.
Yang dimaksud dengan hantaran ialah pengangkutan kalor melalui
satu jenis zat. Sehingga perpindahan kalor secara hantaran/konduksi merupakan
satu proses pendalaman karena proses perpindahan kalor ini hanya terjadi di
dalam bahan. Arah aliran energi kalor, adalah dari titik bersuhu tinggi ke
titik bersuhu rendah. Pada umumnya, bahan yang dapat menghantar arus listrik
dengan sempurna (logam) merupakan penghantar yang baik juga untuk kalor dan
sebaliknya. Selanjutnya bila diandaikan sebatang besi atau sembarang jenis
logam dan salah satu ujungnya diulurkan ke dalam nyala api. Dapat diperhatikan
bagaimana kalor dipindahkan dari ujung yang panas ke ujung yang dingin. Apabila
ujung batang logam tadi menerima energi kalor dari api, energi ini akan
memindahkan sebahagian energi kepada molekul dan elektron yang membangun bahan
tersebut.
·
Aliran, sering juga
disebut konveksi.
Yang dimaksud dengan aliran ialah pengangkutan kalor oleh gerak
dari zat yang dipanaskan. Proses perpindahan kalor secara aliran/konveksi
merupakan satu fenomena permukaan. Proses konveksi hanya terjadi di permukaan
bahan. Jadi dalam proses ini struktur bagian dalam bahan kurang penting.
Keadaan permukaan dan keadaan sekelilingnya serta kedudukan permukaan itu
adalah yang utama. Lazimnya, keadaan keseirnbangan termodinamik di dalam bahan akibat
proses konduksi, suhu permukaan bahan akan berbeda dari suhu sekelilingnya.
Dalam hal ini dikatakan suhu permukaan adalah T1 dan suhu udara sekeliling
adalah T2 dengan T1>T2. Kini terdapat keadaan suhu tidak seimbang diantara
bahan dengan sekelilingnya. Perpindahan kalor dengan jalan aliran dalam
industri kimia merupakan cara pengangkutan kalor yang paling banyak dipakai.
Oleh karena konveksi hanya dapat terjadi melalui zat yang mengalir, maka bentuk
pengangkutan kalor ini hanya terdapat pada zat cair dan gas. Pada pemanasan zat
ini terjadi aliran, karena masa yang akan dipanaskan tidak sekaligus di bawa
kesuhu yang sama tinggi. Oleh karena itu bagian yang paling banyak atau yang
pertama dipanaskan memperoleh masa jenis yang lebih kecil daripada bagian masa
yang lebih dingin. Sebagai akibatnya terjadi sirkulasi, sehingga kalor akhimya
tersebar pada seluruh zat.
Perpindahan panas konveksi.
- konveksi paksa,
- konveksi alamiah,
- pendidihan,
- kondensasi
Pada perpindahan kalor secara konveksi, energi kalor ini akan
dipindahkan ke sekelilingnya dengan perantaraan aliran fluida. Oleh karena
pengaliran fluida melibatkan pengangkutan masa, maka selama pengaliran fluida
bersentuhan dengan permukaan bahan yang panas, suhu fluida akan naik. Gerakan
fluida melibatkan kecepatan yang seterusnya akan menghasilkan aliran momentum.
Jadi masa fluida yang mempunyai energi terma yang lebih tinggi akan mempunyai
momentum yang juga tinggi. Peningkatan momentum ini bukan disebabkan masanya
akan bertambah. Malahan masa fluida menjadi berkurang karena kini fluida
menerima energi kalor.
Kerja dan panas sangat bergantung dari sifat-sifat sistem.
Bergantung pada seberapa kuat sistem dalam menghantarkan kalor, berapa suhu
sistem dan lain-lain. Kerja dan panas bukanlah bagian terintregrasi dalam
sistem, dan nilai differensial mereka pun tidak diketahui. Kerja dan panas
hanyalah bentuk perubahan energi yang dimiliki sistem.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar